Cara Merawat Batik dari Luntur dan Warna Pudar

Batik sebagai warisan budaya asli Indonesia sudah sepatutnya jika kita semua melestarikannya, betul..? Salah satu bentuk melestarikan budaya terutama batik adalah dengan memakainya, pemerintah pun sudah mendukung dan menganjurkan penggunaan batik pada hari Jum'at. Begitu juga jika ada acara-acara di masyarakat seperti nikahan ataupun yang lainnya, batik menjadi seragam yang menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat sudah sangat mengerti cara melestarikan budaya ini. Tapi mungkin baru sedikit masyarakat yang tahu cara merawat batik yang dipakainya tersebut.

Merawat batik dari kainnya yang luntur atau dari warna yang pudar, ini yang kebanyakan orang belum tahu. Dari ketidaktahuan tersebut akhirnya hanya dilakukan seperti merawat baju-baju biasa saja.

Pada dasarnya perawatan batik baik baju maupun kain hampir sama, tetapi pada kain karena jarang digunakan seperti baju ada perlakuan khusus yang perlu dilakukan. Baik mari langsung saja kita bahas, cara merawat batik dari luntur dan pudar..

Perawatan Batik

Mencuci Batik,
  • Gunakan sabun khusus untuk batik yang dijual dipasaran.
  • Gunakan buah lerak atau daun tanaman dilem. Caranya, remas-remas buah lerak atau daun dilem sampai mengeluarkan busa. Tambahkan air secukupnya, lalu rendam batik pada campuran air tersebut.
  • Gunakan shampo rambut yang sudah dicampur dengan air sehingga tidak ada shampo yang kental, lalu rendam batik pada larutan shampo.
  • Jika ada noda makanan pada batik, gunakan sabun mandi atau kulit jeruk. Gosokkan sabun mandi atau kulit jeruk pada noda tersebut.
Menjemur Batik,
  • Rapi kan batik sebelum dijemur agar tidak kusut.
  • Jemur batik dengan cara meng-angin-anginkan saja.

JANGAN Lakukan pada Batik

Mencuci Batik,
  • Jangan cuci batik menggunakan mesin cuci.
  • Jangan peras batik saat mencuci.
Menjemur Batik,
  • Jangan dibawah matahari langsung.
Menyetrika Batik,
  • Jangan setrika batik secara langsung.
  • Jangan semprot pewangi langsung pada kain batik, solusi keduanya gunakan kain lain atau koran diatas kain batik sebelum disetrika dan disemprot pewangi.

Menyimpan Batik,
  • Jangan gunakan kapur barus pada lemari tempat menyimpan batik.

Perawatan terakhir, letakkan batik anda dalam plastik untuk menghindari kerusakan pada batik bila perlu taruh mrica pada tisu dan simpan pada lemari tempat menyimpan batik agar aman dari gangguan ngengat.

Demikian cara merawat batik dari luntur dan warna yang pudar, semoga tips diatas bermanfaat untuk anda dalam merawat batik kesayangan anda.

Kain Perca Batik, Apa itu?

Kain perca batik, anda pernah dengar? Pastinya ya.. Lalu apa sih sebenarnya kain perca batik itu? Posting kali ini saya akan membahas mengenai kain perca batik. Kain perca batik selalu lekat hubungannya dengan batik itu sendiri.

pengertian apa itu kain perca batik

Pengertian Kain Perca Batik

Kain perca batik adalah sisa kain batik saat di produksi menjadi sebuah baju atau karya lain. Setiap produksi bahan batik dilakukan menjadi sebuah baju, pembuatan pola selalu menyisakan potongan kain.

Sisa potongan kain tersebut besarnya selalu berbeda-beda tergantung pola yang sedang diproduksi. Dahulu, sisa potongan tersebut tidak ada yang memperhatikan dan dibuang begitu saja. Tapi beberapa tahun terakhir, banyak masyarakat yang memanfaatkan kain perca batik untuk diolah kembali menjadi sebuah produk dengan nilai ekonomis tinggi.

Tak heran, jika sekarang kain perca batik mentah sudah mempunyai nilai ekonomis tidak gratis lagi seperti dahulu. Berapa nilai ekonomis kain perca batik?

Harga Kain Perca Batik

Harga kain perca batik sendiri tidak bisa diperkirakan, bergantung dari ukuran kain perca batik itu sendiri. Semakin lebar kain perca batik, akan semakin tinggi harga kain perca batik tersebut.

Selain besar kain perca batik, harga kain perca batik juga ditentukan dari seri kain tersebut. Maksudnya? Yah, namanya juga kain sisa kan? Jadi terkadang ada yang memiliki ukuran yang sama tetapi corak batiknya lain, tapi ada juga yang memiliki ukuran sama dan corak batik yang sama pula hanya berbeda di warna saja.

Demikian sedikit penjelasan mengenai apa itu kain perca batik sekaligus gambaran dari harga kain perca batik, semoga bermanfaat.

Motif-motif Batik di Indonesia

Keberagaman motif batik di Indonesia tidak luput karena telah berbaurnya budaya daerah setempat dan pendatang baik dari Cina, Jepang, Belanda dan lain-lain pada masa lalu yang tertuang ke dalam seni gambar kain alias batik. Apa saja motif batik tersebut? Mari kita pelajari untuk lebih tahu sehingga kita semakin dekat dengan budaya bangsa kita sendiri yang telah diakui dunia, BATIK.

motif-motif batik di Indonesia

Pengertian Motif Batik

Motif batik adalah perpaduan antara garis, bentuk dan isen menjadi satu kesatuan berupa gambar tertentu yang mewujudkan batik secara keseluruhan.

Dahulu, motif batik merupakan ciri khas dari sebuah keluarga sekaligus menjadi simbol untuk menunjukkan status sosial keluarga tersebut. Hal ini terjadi karena membatik merupakan sebuah tradisi turun temurun sejak nenek moyang dahulu.

Motif-motif Batik di Indonesia

Sekarang, motif batik di Indonesia sendiri sudah sangat berkembang, karena kreatifitas produsen dalam mengembangkan karyanya. Jumlah motif batik bisa mencapai ribuan, akan tetapi dapat dikelompokkan menjadi 7 golongan motif batik yaitu :

1. Motif Batik Parang
Mengandung filosofi sebuah petuah seperti ombak laut yang tak berhenti bergerak. Motif parang pada zaman dahulu merupakan hadiah dari para bangsawan untuk anak-anaknya.

2. Motif Batik Geometri
Merupakan motif batik yang ornamennya merupakan bentuk geometri.

3. Motif Batik Banji
Filosofi yang terkandung dari motif batik ini yaitu keteraturan dalam kehidupan.

4. Motif Batik Tumbuh-tumbuhan Menjalar
Memiliki makna filosofi bahwa manusia dan alam senantiasa memiliki kesinambungan yang indah dan harmonis.

5. Motif Batik Tumbuh-tumbuhan Air
Melambangkan peran tumbuhan air bagi kehidupan manusia.

6. Motif Batik Bunga
Filosofi yang terkandung dalam motif batik ini ada dua, yang pertama mengartikan keindahan dan kecantikan dari wujud bunga itu sendiri. Kemudian yang kedua, daun dari bunga berarti wahyu Tuhan dalam menggapai cita-cita.

7. Motif Batik Satwa
Filosofi motif batik ini disesuaikan dengan makna dari satwa itu sendiri. Misalnya, motif batik burung menggambarkan sebuah kebebasan, motif batik gajah yang menggambarkan kekuatan. Bentuk motif batik satwa sudah mengalami perkembangan akan tetapi tidak meninggalkan bentuk aslinya.

Secara umum motif batik memang terbagi seperti yang telah dijelaskan diatas, tapi apakah anda tahu motif batik tertentu berasal dari daerah mana? Karena sekarang ini, tiap-tiap daerah yang dulu tidak banyak dikenal memiliki batik ternyata dalam sejarahnya ternyata mereka mewarisi budaya batik hanya saja tidak ada yang melanjutkan tradisi tersebut seperti di daerah Jawa Tengah. Akhirnya sekarang mereka mengembangkan seni batik, ini sangat menarik karena menambah keanekaragaman batik Indonesia. Untuk itu, informasi berikut ini akan memberikan keterangan mengenai motif batik dan daerah asalnya.

Motif Batik Solo



Motif Batik Jogja



Motif Batik Pekalongan



Motif Batik Indramayu



Motif Batik Betawi



Motif Batik Blitar



Motif Batik Tulungagung



Motif Batik Madura



Motif Batik Bali



Demikian informasi mengenai motif-motif batik di Indonesia, semoga menambah informasi anda tentang batik Indonesia dan menambah kecintaan kita terhadap budaya bangsa sendiri dengan menghargai dan melestarikannya.

Sejarah Batik di Kota Pekalongan

sejarah batik di kota pekalongan

Sejarah batik Pekalongan tidak terdokumentasi secara resmi, akan tetapi menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800-an. Perkembangan batik Pekalongan cukup pesat pada tahun 1825-1830-an setelah terjadi perang besar di kerajaan Mataram yang sering disebut perang Diponegoro atau perang Jawa. Terjadinya perang ini berimbas juga pada keluarga kerajaan dan mengharuskan mereka untuk keluar dari kraton termasuk pengikut-pengikutnya.

Mereka melakukan perjalanan terpisah ke timur dan barat, ditempat tinggal baru mereka tetap mengembangkan batik. Batik Pekalongan kembali mengalami perkembangan pesat pada tahun 1900-an karena banyaknya permintaan dari dalam dan luar negeri. Peran wirausahawan pribumi dalam industri batik terjadi pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, karena banyak golongan elite baru yang memerlukan kebutuhan sandang mereka, oleh karenanya perekonomian saat itu bisa dikatakan maju, lapangan kerja juga banyak. Ditambah lagi jalur kereta yang dibuat di Pekalongan yang memudahkan pengiriman batik ke luar kota menjadi lebih mudah.

Batik Pekalongan kembali mengalami penurunan pada masa Perang Dunia I dan bangkit kembali pada tahun 1920-an. Tercatat pada tahun 1927, di kota Pekalongan terdapat 881 perusahaan batik yang tersebar di 4 Distrik yaitu Orderdistrik Buwaran dengan 278 perusahaan, Orderdistrik Tirto dengan 224 perusahaan, Orderdistrik Poncol dengan 124 dan Orderdistrik Kota dengan 225 perusahaan.

sejarah batik di kota pekalonganSelang tiga tahun tepatnya tahun 1930-an, batik pekalongan kembali mengalami masa lesu. Banyak orang-orang yang kerja dari batik mengalami masa sulit bahkan beralih profesi jadi penangkap ikan. Pengusaha yang bangkrut juga beralih usaha dengan membuka warung, tidak sedikit pula buruh batik yang merantau meninggalkan Pekalongan untuk mendapatkan penghidupan baru. Keadaan ini akibat dari ketidakprofesionalan dalam usaha, pengelolaan dana dan produksi yang tidak terencana serta persaingan usaha yang ketat.

Dari latar belakang keadaan yang sulit ini akhirnya beberapa pengusaha batik Pekalongan dan beberapa tokoh lain mendirikan 2 Koperasi Batik yaitu Koperasi Batik Setono dan Koperasi Batik Pekajangan pada tahun 1939. Salah satu tujuan berdirinya koperasi batik adalah untuk menghadapi persaingan usaha dengan pengusaha Tionghoa. Pada pendudukan Jepang, pengusaha kecil pribumi mendapat tempat yang terhormat akibat penyitaan bahan katun yang bagus dari pemerintah Belanda dan diserahkan kepada pengusaha pribumi untuk dibuat batik dengan desain dari pemerintah Jepang, karena biasanya dari pemerintah Belanda diserahkan kepada pengusaha Tionghoa.

Agresi Militer Belanda II pada tahun 1949 sebagai upaya untuk mengambil alih lagi dari pemerintah Indonesia yang menyatakan kemerdekaan pada tahun 1945 menyebabkan beberapa daerah terisolasi dan mengalami berbagai kesulitan termasuk kebutuhan sandang. Kota Pekalongan kala itu tidak termasuk daerah terisolasi karena tidak termasuk daerah pendudukan Belanda, sehingga tidak mengalami kesulitan-kesulitan tersebut akibat blokade Belanda. Daerah yang kekurangan sandang, jadi peluang bagi Pekalongan untuk memenuhi kebutuhan sandang daerah blokade Belanda sehingga industri batik Pekalongan kembali mengalami masa kejayaan dan membawa kesejahteraan masyarakat Pekalongan secara umum.

Demikian sekelumit sejarah batik di Pekalongan, semoga dengan informasi sejarah batik Pekalongan ini dapat menambah pengetahuan anda tentang batik. Semoga bermanfaat.

Sejarah Batik di Indonesia

Sejarah batik di Indonesia dipercaya berawal sejak zaman Majapahit dan mulai berkembang dan terkenal pada abad ke-17, yang dimulai dari menggambar di daun lontar dengan gambar hewan dan tumbuhan saja. Seiring perkembangan batik tidak selalu bercorak hewan dan tumbuhan, corak batik semakin bervariasi seperti motif abstrak, awan, relief candi, wayang dan lain-lain.

sejarah batik di Indonesia

Sayangnya, perjalanan panjang sejarah batik di Indonesia tidak tercantum pada literatur resmi. Hanya beberapa pendapat yang mengungkapkan karena lebih dulu mengamati batik saat itu, sebut saja seperti J.L.A. Brandes dan F.A. Sutjipto yang menyatakan pendapat mereka bahwa tradisi batik berasal dari wilayah timur Indonesia yang tidak terpengaruh budaya Hindu seperti daerah Flores, Toraja, Halmahera.

Pendapat lain berasal dari G.P. Rouffaer yang menyatakan bahwa teknik batik kemungkinan diperkenalkan dari India dan Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. G.P. Rouffaer juga berpendapat bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur, dan pola rumit seperti itu hanya bisa dilakukan dengan menggunakan alat canting. Kemudian G.P. Rouffaer berkesimpulan bahwa canting ditemukan di Jawa sekitar abad ke-12.

Dari literatur Melayu abad ke-17, sejarah batik di Indonesia pernah tercatat sebuah perjalanan dari Laksamana Hang Nadim atas perintah Sultan Mahmud untuk mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada tiap lembarnya, akan tetapi Laksamana Hang Nadim gagal dalam tugas ini karena kapalnya karam dan hanya membawa empat lembar saja.

Sementara dari literatur Eropa, sejarah batik di Indonesia diceritakan dalam buku History of Java yang ditulis oleh Sir Thomas Stamford Raffles yang pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa saat Napoleon menduduki Belanda bahwa pada tahun 1873 seorang saudagar Belanda, Van Rijekevorsel, memberikan selembar kain batik yang didapat ketika berkunjung ke Indonesia ke museum etnik di Rotterdam pada awal abad ke-19.

Dari beberapa literatur diatas jelas sudah bahwa sejarah batik di Indonesia memang mempunyai cerita yang cukup panjang. Proses mempertahankan batik hingga menjadi budaya di Indonesia juga menjadi cerita tersendiri yang akhirnya mengangkat batik menjadi terkenal sampai ke mancanegara dan diakui dunia.

About | Contact | Privacy Policy
Copyright © Batik's Pekalongan - Powered by Blogger